Hothatch Toyota GR Yaris telah resmi diperkenalkan. Meski dibangun berdasarkan Yaris generasi terbaru, GR menawarkan sensasi yang berbeda, seakan-akan memiliki dunianya sendiri.
Mobil kencang nan menyenangkan mungkin tidak ada dalam portofolio Toyota sejak era 2000an. Semua cenderung hambar. Barulah sampai beberapa tahun ke belakang ini banyak produk bergairah diluncurkan. Mulai dari 86, Supra GR, termasuk edisi terbatas Yaris GRMN. GR Yaris pun melanjutkan gempuran mobil kencang berdarah reli – mengembalikan semangat homologasi ala Celica GT-Four yang pensiun 1999.
Kombinasi antara bobot ringan dan mesin hebat menjadi resep dasar untuk senyum lebar. Jantung pacu tiga silinder 1.6 liter sanggup gelontorkan 257 Tk. Bahkan bisa sampai 268 Tk untuk model JDM. Torsi maksimum mencapai angka 360 Nm. Ini digadang sebagai mesin tiga silinder paling bertenaga yang pernah melekat di mobil jalan raya. Daya sebesar ini kemudian didistribusikan oleh transmisi manual 6 percepatan ke dua sumbu.
Capaian performa turut mempertimbangkan soal bobot. Meski berpenggerak empat roda, catatan timbangan di atas kertas hanya 1.280 kg. Bila dikalkulasi, power to weight ratio sebesar 5 kg per bhp. Membuatnya sanggup berakselerasi ke 100 kpj di bawah 5,5 detik dengan batasan kecepatan maksimum 230 kpj.
Circuit Pack
Kalau memilih circuit pack, permainan AWD lebih canggih lagi. Torsen Limited-Slip Differential di gardan memungkinkan pembagian lebih lanjut antara sisi kiri dan kanan.
Hal utama yang membuatnya terlahir beda adalah basis pembangun. Memang masih ada elemen dasar Yaris generasi teranyar namun hanya di bagian depan. GR Yaris didirikan secara spesifik dengan menggabungkan dua platform, GA-B (depan) dan GA-C (belakang). Ini ditujukan untuk pemasangan sistem penggerak. Suspensi belakang pun akhirnya dibuat tak sama, mengenakan komposisi double wishbone ketimbang torsion beam.
Urusan handling, Toyota GR Yaris disokong sistem AWD GR-Four. Rancangan sistem memungkinkan pembagian tenaga 100 persen ke roda depan atau belakang. Kendati begitu, bias tenaga tidak diatur seekstrem itu. Melalui 4WD mode dial switch, pengemudi dapat menentukan tiga karakter berkendara. Saat posisi normal, distribusi torsi 60 persen disalurkan ke depan. Mode sport memprioritaskan poros belakang sebanyak 70 persen untuk bersenang-senang. Lantas bila ingin serius menjajal sirkuit, pilih saja Track Mode. Pembagian setara ke roda depan dan belakang cocok di saat kompetitif.